Ini adalah tugas kuliah Etika Lingkungan di Fakultas Pertanian Universitas Jember. dalam tulisan ini dijelaskan keadaan kampus dari ruang kelas sampai jalan aspal di kampus. tulisan dibuat setelah melakukan pengamatan di beberapa lokasi. sambil mendengarkan penjelasan dosen, mahasiswa pun membuat catatan yang nantinya akan dikumpulkan sebagai laporan (2010).
Memiliki lingkungan yang sehat dan indah adalah keinginan semua
orang. Banyak orang rela mengeluarkan banyak uang agar dapat memiliki rumah
indah atau taman yang indah. Ada juga orang yang rela menyisihkan uangnya untuk
membangun rumah sehat. Pertanyaannya adalah, yang mana yang akan dipilih, rumah
indah atau rumah sehat? Berikut
ini adalah pengamatan yang dilakukan pada beberapa tempat yang dijadikan
sample.
Di universitas jember banyak terdapat gedung dan taman yang dapat
dijadikan contoh. Sampel pertama yaitu ruang kuliah satu fakultas pertanian.
Ruangan ini memiliki banyak jendela dengan fentilasi udara yang tertutup kaca.
Dari tipe fentilasi yang seperti ini, udara panas yang sharusnya dapat keluar
malah tertahan, menyebabkan ruangan bertambah panas pada siang hari walaupun
terdapat jendela pada ruangan tersebut. Kipas angin yang berada di
langit-langit seharusnya digunakan hanya pada saat2 terpanas saja. Namun karena
ruangan ini termasuk ruangan dengan sirkulasi udara yang kurang bagus, kipas
angin jadi lebih sering digunakan.
Masih di fakultas pertanian, sampel kedua adalah ruang kuliah tujuh. Ruang kuliah ini agak
berbeda dengan ruang kuliah satu. Fentilasi pada ruangan ini tidak tertutup
dengan kaca sehingga udara panas dapat keluar dengan mudah. Adanya jendela juga
menyebabkan udara dari luar dapat masuk ke dalam ruangan. Namun dinding ruangan
yang berwarna gelap serta adanya pohon rindang di depan jendela-jendelanya menyebabkan
ruangan menjadi gelap tanpa bantuan lampu. Bahkan pada siang hari pun ruangan
membutuhkan bantuan lampu agar mahasiswa dapat membaca. Ini termasuk kurang
beretika karena seharusnya pada siang hari ruangan yang sehat tidak membutuhkan
bantuan lanpu kecuali jika sedang mendung.
Hal yang kurang memperhatikan etika lingkungan pun terlihat pada sampel
ketiga yaitu kantor pusat yang meyoritas ruangannya ber-AC. Padahal AC
merupakan salah satu penyumbang CFC yaitu satu dari beberapa gas rumah kaca
yang menyebabkan pemanasan global.
Bila dibandingkan dengan ruangan pada penjelasan sebelumnya, ruang
laboratorium di jurusan tanah Fakultas Pertanian dapat dikatakan mencirikan ruangan yang memenuhi
etika lingkungan. Sampel keempat ini memiliki sirkulasi udara yang baik dengan
pencahayaan yang baik pula. Jendela2 dan ventilasi udaranya dapat dibuka untuk
pertukaran udara serta dapat meloloskan cahaya matahari, catnya pun cukup cerah
untuk dapat memantulkan cahaya sehingga mahasiswa dapat membaca pada siang hari
tanpa bantuan cahaya lampu.
Dari jurusan tanah, kini beralih ke
perpustakaan pusat unej sebagai sampel kelima. Perpustakaan ini memiliki
halaman yang diaspal dan ditutup semen. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk
mempermudah keluar masuknya kendaraan pengunjung perpustakaan. Namun sayangnya,
halaman yang tertutup aspal dan semen tidak dapat menyerap air dengan baik.
Akibatnya banyak terdapat kolam2 kecil setelah hujan pada jalanan yg cekung.
Ruangan yang tertutup di ruang baca maupun ruang koleksi
perpustakaan jelas menunjukan adanya penyimpangan etika lingkungan yang tidak
membiarkan adanya sirkulasi udara di ruangan2 tersebt. Seharusnya terdapat
ventilasi atau jendela yang menjadi pintu udara untuk berganti.
Beralih dari dalam ruangan menuju ke luar ruangan, dimulai dari
taman di depan jurusan tanah. Taman ini memiliki banyak tanaman mulai dari
tanaman berkayu hingga rumput dan semak. Lantai taman pun masih berupa tanah yang
mampu menyerap air dengan baik. Hanya saja taman ini belum memiliki nilai
estetika atau keindahan yang baik karena rumput2 yang ada dibiarkan begitu saja
sehingga tampak liar, tanaman semaknya pun tidak begitu terawatt dan banyak
daun2 kering bertumpuk di sudut taman.
Begitu banyak tempat yang dapat dijadikan contoh dari nilai etika
lingkungan dan nilai estetika. Di depan kantor pusat misalnya, terdapat taman
dengan jalan berpapin. Sebagian papin yang dipasang memiliki lubang untuk
penyerapan air, namun yang lain tidak memilikinya. Sebaiknya papin
yang digunakan adalah papin yang berlubang agar air dapat terserap ke dalam
tanah.
Masih di taman sekitar kantor pusat, tampak lapangan rumput yang
luas dengan pohon besar dan rindang. Udara disana sangat sejuk dengan adanya
limpahan oksigen hasil fotosintesis dari pohon2 tsb. Disana juga terdapat
sebuah taman kecil dengan rumput dan tanaman semak yang diatur rapih. Taman
kecil ini bisa dikatakan memenuhi nilai etika lingkungan dan nilai estetika.
Namun patut disayangkan taman yang seperti ini tidak bnyak jumlahnya di unej.
Setelah membahas ruangan dan taman, kini saatnya membahas jalan.
Jalan2 di unej semuanya merupakan jln beraspal. Yang akan disorot dalm
pembhasan kali ini adalah double way. Jalan yang lebar ini tertutup aspal
dengan jalur hijau yang sebenarnya kurang memadai. Jalur hijau yang dibuat
tidak mampu memayungi pejalan kaki ataupun pengendara kendaraan dari panasnya
matahari. Berbeda dgn kndisi jln d dpn fakultas prtanian yang jalur hijaunya
mampu menaungi jalan.
Yang bisa di acungi jempol dari jalan2 d unej adalah adanya trotoar
untuk pjln kaki. Ini dilakukan untk menghndari pra pjalan kaki dari resiko
kecelakaan akibat berjln pd jln yg sama dgn jln yg dilalui kendaraan. sebagian besar trotoar juga dinaungi pepohonan dan dibeberapa lokasi seperti di depan kantor pusat, trotoar bisa digunakan untuk tempat belajar mahasiswa karena tempatnya yang nyaman dan sejuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar