Halaman

Sabtu, 17 November 2012

Sistem Pemanenan dan Penyimpanan Padi


Dulu musim kemarau dan musim hujan masing-masing berlangsung selama enam bulan dalam setahun. Namun semua telah berubah. Iklim kini telah berubah dan prediksi musim kian melenceng. Para petani mengalami kerugian saat makin panjangnya musim kemarau. Dengan sangat terpaksa mereka terus menanam dengan perasaan was was jika tanaman mereka gagal panen. Sebenarnya ini bisa diatasi dengan menggunakan pengetahuan mereka dari orang-orang terdahulu, seperti penentuan masa tanam menggunakan pranata wangsa. Dengan begitu, mulai dari masa tanam, masa pemeliharaan hingga masa panen, dapat dilakukan sesuai dengan waktunya.
Masa panen dilakukan dengan melihat tanda-tanda alam dan dicocokan dengan pranata wangsa. Selain menentukan waktu tanam, pranata wangsa juga digunakan untuk penentuan jenis tanaman yang cocok dan baik untuk ditanam. Tetapi banyaknya hasil panen pun tak akan berarti jika menyimpan dengan cara yang salah.

Penentuan masa panen
Para petani yang masih mengikuti ajaran nenek moyangnya mereka akan mengamati tanda-tanda alam untuk menentukan masa panen. Mereka mencocokan tanda-tanda pada alam dan mencocokkannya dengan kalender pranata wangsa yang telah diwariskan secara turun temurun dikalangan petani pedesaan. Mereka harus mengenal alam, mengamati gejala alam, dan karakter alam di lingkungan mereka untuk bersatu dengan alam. Dengan begini, petani maupun alam, akan saling menguntungkan.
Selama ribuan tahun mereka menghafalkan pola musim, iklim dan fenomena alam lainnya, akhirnya nenek moyang membuat kalender tahunan berdasarkan kejadian alam yaitu seperti musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di jagat raya, serta pengaruh bulan purnama terhadap pasang surutnya air laut. Untuk pemanenan padi sawah diperkirakan akan jatuh pada mangsa kasapuluh, dhestal dan sadha. Fenomena alam yang terjadi adalah angin berhembus dari tenggara, kuat, tetap, hujan sedikit, burung membuat sarang, suhu panas, tanaman berumbi menua dan burung mengeram.

Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari penentuan masa panen dengan pranata wangsa adalah mulai berkurangnya tanda-tanda alam akibat ulah manusia. Hal ini menyebabkan sulitnya petani menentukan masa tanam maupun masa panen.
Adapun kelebihan dari pranata wangsa adalah terjaganya keselarasan sumberdaya alam. Sistem pergiliran tanaman menurut kalender pranata wangsa menghindari sistem monokultur yang bergantung pada pupuk kimia. Hal itu akan menjaga unsur hara dalam tanah serta menjaga tanah tetap sehat. Waktu tanam yang tepat juga akan memberikan hasil lebih maksimal karena menjauhkan tanaman dari serangan hama, juga menyesuaikan dengan ketersediaan air.

Cara panen
Pekerjaan panen biasanya menggunakan alat-alat sederhana. Di Jawa Barat, panen biasanya dilakukan oleh wanita secara gotong royong, sedangkan laki-laki bertugas mengangkut hasil panen ke rumah masing-masing. Pada setiap tahap dari kegiatan tersebut di atas, terutama kegiatan panen selalu disertai dengan upacara selamatan agar usaha mereka tidak mengalami gangguan atau diserang hama. Upacara tersebut merupakan perwujudan kepercayaan terhadap alam gaib.

Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari cara panen seperti ini adalah dibutuhkannya banyak pekerja. Kelebihan dari cara panen  ini adalah terjaganya hubungungan sosial di kalangan masyarakat.

Penyimpanan
Petani di Sunda menyimpan gabah mereka di dalam leuit, tempat penyimpanan gabah yang memiliki kemampuan tahan cuaca, tahan hama penyakit dan memiliki sistem tata udara yang baik sehingga gabah kering dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Sedangkan untuk makan sehari-hari mereka mengambilnya dari goah, tempat penyimpanan gabah yang letaknya dekat dengan dapur. Mereka melakukan ini untuk keperluan besar seperti membantu tetangga yang kesusahan. Hal ini terus menjaga ketahanan pangan di masyarakat adat Ciptagelar.
Dalam melakukan penyimpanan, mereka melakukan bebrapa ritual gaib sebelum meletakan gabah mereka ke dalam leuit. Hal ini sebagai rasa syukur karena panen tahun ini berhasil juga sebagai permohonan agar tahun depan panen dapat melimpah.

Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari penyimpanan seperti ini tidak banyak. Karena pembangunan dan struktur leuik dibuat agar tahan cuaca, tahan hama penyakit dan memiliki sistem tata udara yang baik, leuik tidak memiliki banyak kekurangan.
Kelebihan dari sistem ini adalah gabah hasil panen dapat disimpan dengan baik, ketahanan pangan terjaga, masyarakat makmur, silaturahmi masyarakat juga terjalin baik karena dengan leuit mereka bisa membantu tetangga yang kesusahan pangan.

Kesimpulan
Penanggalan dalam sistem pertanian (pranata wangsa) sebenarnya lebih bermanfaat karena lebih memikirkan bagaimana keadaan alam sekitar. Iklim yang mulai sulit untuk diprediksi secara ilmiah pun bisa diatasi dengan perhitungan berdasarkan gejala alam. Karena bagaimanapun hewan dan tumbuhan mempunyai perasaan lebih peka dari pada manusia atau alat buatannya. Kemudian memanen dengan cara gotong royong dapat mempererat persaudaraan diantara para petani.
Cara masyarakat mengelola hasil panennya sangat baik untuk ditiru. Mereka menyimpan sebagian berasnya, selain untuk dimakan, untuk disimpan di tempat penyimpanan. Mereka melakukan itu sebagai cadangan makanan mereka juga sebagai cadangan apabila nanti ada tetangga yang kesulitan. Hal ini pantas untuk ditiru agar ketahanan pangan meningkat.

Daftar pustaka
Hardjasaputra, A. Sobana. 2005. Suatu  Pola Pertanian Tradisional Di Jawa Barat Tinjauan Sejarah. http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/ngahuma.pdf, 15.39, 1 Oktober 2009
Jukardi, Adang. 2009. Teknologi Penyimpanan Gabah. www.idepfoundation.org/download.../05_Fac_BK_bibitan_INDO.pdf, 18.15, 11 Oktober 2009
Peramal Cuaca Tradisional. 2009. http://www.smallcrab.com/others/35-lain-lain/546-peramalan-cuaca-tradisional, 7.21, 5 Oktober 2009
Sriyanto. 2009. Bertahan Walau Iklim Tak Menentu. http://salam.leisa.info/index.php?url=getblob.php&o_id=221297&a_id=211&a_seq=0, 7.33, 5 Oktober 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar