Halaman

Selasa, 02 April 2013

Fisika Tanah (Tekstur)






Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, kelengasan tanah, perkembangan akar tanaman, dan pengelolaan tanah. Makin halus tekstur tanah mengakibatkan kualitas tanah semakin menurun karena berkurangnya kemampuan tanah dalam menghisap air. Tanah dengan fraksi pasir lebih banyak akan didominasi oleh pori-pori makro (besar) sehingga bersifat lebih porous, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) sehingga bersifat agak porous, sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) sehingga bersifat kurang porous. Semakin porous tanah akan semakin mudah akar untuk berpenetrasi, serta semakin mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi baik, air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi semakin mudah pula air untuk hilang dari tanah. Sebaliknya semakin tidak porous tanah maka akar akan semakin sulit untuk berpenetrasi, serta semakin sulit air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk, air dan udara sedikit tersedia), tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah. Oleh karena itu, maka tanah yang baik dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini.

Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berkaitan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, berat volume tanah, porositas, dan lain-lain. Namun tekstur merupakan salah satu sifat fisika tanah yang tidak bisa dirubah atau sangat sulit untuk dirubah karena dipengaruhi langsung oleh bahan mineral penyusun batuan yang melapuk dalam proses pembentukan tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah juga tidak dapat mengubah tekstur. Karena dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik akan terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2). Bahan organik merupakan salah satu bahan yang membuat butir-butir tanah tersebut melekat sehingga perlu penambahan zat anti flokulasi yang dapat menghancurkan bahan organik dan melepas butir-butir tanah yang saling melekat. Oleh karena itu penambahan bahan organik pada tanah tidak akan merubah tekstur tanah yang digunakan.
Tekstur dan kandungan bahan organik dalam tanah sangat mempengaruhi pembentukan agregat dimana bahan organik berperan dalam proses pembentukan dan pengikatan serta penstabilan agregat tanah. Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur. Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat.
Pengikatan dan penstabilan agregat tanah oleh bahan organik dapat dilakukan melalui pengikatan secara fisik butir-butir primer tanah oleh mycelia jamur, actinomycetes, dan atau akar-akar halus tanaman dan pengikatan secara kimia yaitu dengan menggunakan gugus-gugus aktif dari bahan organik tanah, misalnya gugusan negatif (carboxyl) pada senyawa organik berantai panjang, atau gugusan positif (gugus amine, amide, atau amino) pada senyawa organik berbentuk rantai (polimer).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar