Dulu musim
kemarau dan musim hujan masing-masing berlangsung selama enam bulan dalam
setahun. Namun semua telah berubah. Iklim kini telah berubah dan prediksi musim
kian melenceng. Para petani mengalami kerugian saat makin panjangnya musim
kemarau. Dengan sangat terpaksa mereka terus menanam dengan perasaan was was
jika tanaman mereka gagal panen. Sebenarnya ini bisa diatasi dengan menggunakan
pengetahuan mereka dari orang-orang terdahulu, seperti penentuan masa tanam
menggunakan pranata wangsa. Dengan begitu, mulai dari masa tanam, masa
pemeliharaan hingga masa panen, dapat dilakukan sesuai dengan waktunya.
Masa panen
dilakukan dengan melihat tanda-tanda alam dan dicocokan dengan pranata wangsa.
Selain menentukan waktu tanam, pranata wangsa juga digunakan untuk penentuan
jenis tanaman yang cocok dan baik untuk ditanam. Tetapi banyaknya hasil panen
pun tak akan berarti jika menyimpan dengan cara yang salah.
Penentuan masa panen
Para petani yang
masih mengikuti ajaran nenek moyangnya mereka akan mengamati tanda-tanda alam
untuk menentukan masa panen. Mereka mencocokan tanda-tanda pada alam dan
mencocokkannya dengan kalender pranata wangsa yang telah diwariskan secara turun
temurun dikalangan petani pedesaan. Mereka harus mengenal alam, mengamati
gejala alam, dan karakter alam di lingkungan mereka untuk bersatu dengan alam.
Dengan begini, petani maupun alam, akan saling menguntungkan.
Selama ribuan
tahun mereka menghafalkan pola musim, iklim dan fenomena alam lainnya, akhirnya
nenek moyang membuat kalender tahunan berdasarkan kejadian alam yaitu seperti
musim penghujan, kemarau, musim berbunga, dan letak bintang di jagat raya,
serta pengaruh bulan purnama terhadap pasang surutnya air laut. Untuk pemanenan
padi sawah diperkirakan akan jatuh pada mangsa kasapuluh, dhestal dan sadha.
Fenomena alam yang terjadi adalah angin berhembus dari tenggara, kuat, tetap,
hujan sedikit, burung membuat sarang, suhu panas, tanaman berumbi menua dan
burung mengeram.
Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari
penentuan masa panen dengan pranata wangsa adalah mulai berkurangnya
tanda-tanda alam akibat ulah manusia. Hal ini menyebabkan sulitnya petani
menentukan masa tanam maupun masa panen.
Adapun kelebihan
dari pranata wangsa adalah terjaganya keselarasan sumberdaya alam. Sistem
pergiliran tanaman menurut kalender pranata wangsa menghindari sistem
monokultur yang bergantung pada pupuk kimia. Hal itu akan menjaga unsur hara
dalam tanah serta menjaga tanah tetap sehat. Waktu tanam yang tepat juga akan memberikan
hasil lebih maksimal karena menjauhkan tanaman dari serangan hama, juga menyesuaikan
dengan ketersediaan air.
Cara panen
Pekerjaan panen
biasanya menggunakan alat-alat sederhana. Di Jawa Barat, panen biasanya
dilakukan oleh wanita secara gotong royong, sedangkan laki-laki bertugas
mengangkut hasil panen ke rumah masing-masing. Pada setiap tahap dari kegiatan
tersebut di atas, terutama kegiatan panen selalu disertai dengan upacara selamatan
agar usaha mereka tidak mengalami gangguan atau diserang hama. Upacara tersebut
merupakan perwujudan kepercayaan terhadap alam gaib.
Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari
cara panen seperti ini adalah dibutuhkannya banyak pekerja. Kelebihan dari cara
panen ini adalah terjaganya hubungungan sosial
di kalangan masyarakat.
Penyimpanan
Petani di Sunda
menyimpan gabah mereka di dalam leuit, tempat penyimpanan gabah yang memiliki
kemampuan tahan cuaca, tahan hama penyakit dan memiliki sistem tata udara yang
baik sehingga gabah kering dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Sedangkan
untuk makan sehari-hari mereka mengambilnya dari goah, tempat penyimpanan gabah
yang letaknya dekat dengan dapur. Mereka melakukan ini untuk keperluan besar
seperti membantu tetangga yang kesusahan. Hal ini terus menjaga ketahanan
pangan di masyarakat adat Ciptagelar.
Dalam melakukan
penyimpanan, mereka melakukan bebrapa ritual gaib sebelum meletakan gabah
mereka ke dalam leuit. Hal ini sebagai rasa syukur karena panen tahun ini
berhasil juga sebagai permohonan agar tahun depan panen dapat melimpah.
Kekurangan dan kelebihan
Kekurangan dari
penyimpanan seperti ini tidak banyak. Karena pembangunan dan struktur leuik
dibuat agar tahan cuaca, tahan hama penyakit dan memiliki sistem tata udara
yang baik, leuik tidak memiliki banyak kekurangan.
Kelebihan dari
sistem ini adalah gabah hasil panen dapat disimpan dengan baik, ketahanan
pangan terjaga, masyarakat makmur, silaturahmi masyarakat juga terjalin baik
karena dengan leuit mereka bisa membantu tetangga yang kesusahan pangan.
Kesimpulan
Penanggalan
dalam sistem pertanian (pranata wangsa) sebenarnya lebih bermanfaat karena
lebih memikirkan bagaimana keadaan alam sekitar. Iklim yang mulai sulit untuk
diprediksi secara ilmiah pun bisa diatasi dengan perhitungan berdasarkan gejala
alam. Karena bagaimanapun hewan dan tumbuhan mempunyai perasaan lebih peka dari
pada manusia atau alat buatannya. Kemudian memanen dengan cara gotong royong
dapat mempererat persaudaraan diantara para petani.
Cara masyarakat
mengelola hasil panennya sangat baik untuk ditiru. Mereka menyimpan sebagian
berasnya, selain untuk dimakan, untuk disimpan di tempat penyimpanan. Mereka
melakukan itu sebagai cadangan makanan mereka juga sebagai cadangan apabila
nanti ada tetangga yang kesulitan. Hal ini pantas untuk ditiru agar ketahanan
pangan meningkat.
Daftar
pustaka
Hardjasaputra,
A. Sobana. 2005. Suatu Pola Pertanian
Tradisional Di Jawa Barat Tinjauan Sejarah. http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/ngahuma.pdf,
15.39, 1 Oktober 2009
Jukardi,
Adang. 2009. Teknologi Penyimpanan Gabah. www.idepfoundation.org/download.../05_Fac_BK_bibitan_INDO.pdf,
18.15, 11 Oktober 2009
Peramal
Cuaca Tradisional. 2009. http://www.smallcrab.com/others/35-lain-lain/546-peramalan-cuaca-tradisional,
7.21, 5 Oktober 2009
Sriyanto.
2009. Bertahan Walau Iklim Tak Menentu. http://salam.leisa.info/index.php?url=getblob.php&o_id=221297&a_id=211&a_seq=0,
7.33, 5 Oktober 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar