beberapa hari yang lalu baru saja dilaksanakan mantoring akbar. di mentoring ini ada kajian bersama, games, dan mentoring per kelompok. kajian bersama kali ini diisi oleh Akhina Yugo. materi yang disampaikan adalah tentang Urgensi Mentoring.
disampaikan oleh beliau, bahwa mentoring adalah suatu akselerasi kedewasaan. ketika di dalam sebuah kelompok mentoring, kita dituntut untuk bisa dewasa. kita harus bisa menerima kekurangan teman satu tim kita, menerima bahwa menentukan suatu jadwal mentoring terkadang sangat sulit sekali, ada banyak kepentingan yang harus dikorbankan. disinilah kita dituntut untuk bisa menentukan yang mana prioritas diatas prioritas.
dalam mentoring, ada banyak hal yang bisa kita dapatkan dengan interaksi-interaksi dalam kelompok. dalam mentoring juga bisa mendiskusikan suatu masalah, bertukar informasi, saling menasehati dalam kebaikan, dan saling menyemangati dalam kesabaran.
Akhina Yugo juga menyampaikan tentang 3 orang yang celaka.
Dari Abu Hurairoh RA. Berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihukum oleh Allah pada hari kiamat, adalah seorang yang mati syahid. Maka didatangkan orang yang syahid itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang yang "Syahid" pun mengenali ni'matnya. Allah berkata :"Apa yang kamu lakukan dengan nikmat itu? dia berkata : "aku berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid" Allah berkata :"kamu telah bohong, akan tetapi kamu berperang supaya kamu dikatakan sebagai seorang pemberani. dan kamu telah disebut demikian. kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Dan seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan seseorang yang membaca al-qur'an. Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan diapun mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" orang itu berkata :"aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al-qur'an itu semua kulakukan demiMu, Allah berkata :"kamu telah bohong!, akan tetapi kamu mempelajari ilmu agar orang2 mengatakan bahwa kamu orang yang berilmu dan kamu membaca al-qur'an supaya orang-orang mengatakan bahwa kamu seorang "qaari" dan kamu telah disebut demikian". Kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Yang ketiga, seseorang yang dilimpahi Allah harta yang banyak dan dia meng-infak-an semua hartanya itu, Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang itu pun mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" dia berkata :"Tidaklah aku meninggalkan satu jalan yang kamu cintai untuk mengnginfakan harta kecuali aku berinfak pada jalan itu hanya karenaMu. Allah berkata :" kamu telah bohong!, akan tetapi kamu melakukan itu supaya kamu dikatakan sebagai seorang dermawan, dan kamu telah disebut demikian. kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.(HR. Muslim)
dalam hadits diatas dijelaskan bahwa niat menentukan balasan.
setelah kajian bersama selesai, dilanjutkan dengan mentoring perkelompok. aku sebagai pementor tertua (deuh) di UKKI ku, aku membimbing dua kelompok sekaligus. berhubung pementor yang satu lagi sedang mempersiapkan studi ke Korea (hks, jadi pegang dua kelompok).
materi yang ku sampaikan di mentoring hari itu adalah tentang Tsabat dan Tsabath. Tsabat memiliki arti keteguhan sikap, istiqomah, teguh. sedangkan Tsabath adalah istirahat, berhenti, kelemahan diri dalam menjalankan ibadah.
perhatikan firman Allah swt dalam surat At-Taubah ayat 46:
"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."Tsabath dapat merasuki mereka2 yang hanya mencari alasan dalam beramal, Allah tidak menyukai keberangkatan mereka dan Allah melemahkan keinginan mereka.
perhatikan sekali lagi ketika kita malas dalam beribadah, bekerja, dan berdakwah jangan-jangan kemalasan kita dan keabsenan kita dalam bekerja dan beramal dalam dakwah ini memang karena Allah tidak menyukainya, naudzubillah dan kemudian Allah lemahkan keinginan kita.
semoga Allah terus menautkan hati kita untuk terus bekerja dan beramal shalih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar