Penyusun tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan
memberikan zat hara untuk tanaman, kelengasan tanah, perkembangan akar tanaman,
dan pengelolaan tanah. Makin halus tekstur tanah mengakibatkan kualitas tanah
semakin menurun karena berkurangnya kemampuan tanah dalam menghisap air. Tanah
dengan fraksi pasir lebih banyak akan didominasi oleh pori-pori makro (besar)
sehingga bersifat lebih porous, tanah yang didominasi debu akan banyak
mempunyai pori-pori meso (sedang) sehingga bersifat agak porous, sedangkan yang
didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) sehingga bersifat
kurang porous. Semakin porous tanah akan semakin mudah akar untuk berpenetrasi,
serta semakin mudah air dan udara untuk bersirkulasi (drainase dan aerasi baik,
air dan udara banyak tersedia bagi tanaman), tetapi semakin mudah pula air
untuk hilang dari tanah. Sebaliknya semakin tidak porous tanah maka akar akan
semakin sulit untuk berpenetrasi, serta semakin sulit air dan udara untuk
bersirkulasi (drainase dan aerasi buruk, air dan udara sedikit tersedia),
tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah. Oleh karena itu, maka tanah
yang baik dicerminkan oleh komposisi ideal dari kedua kondisi ini.
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang
paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah berkaitan
erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, berat volume tanah,
porositas, dan lain-lain. Namun tekstur merupakan salah satu sifat fisika tanah
yang tidak bisa dirubah atau sangat sulit untuk dirubah karena dipengaruhi
langsung oleh bahan mineral penyusun batuan yang melapuk dalam proses
pembentukan tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah juga tidak dapat
mengubah tekstur. Karena dalam analisis tekstur, fraksi bahan organik akan
terlebih dahulu didestruksi dengan hidrogen peroksida (H2O2).
Bahan organik merupakan salah satu bahan yang membuat butir-butir tanah
tersebut melekat sehingga perlu penambahan zat anti flokulasi yang dapat
menghancurkan bahan organik dan melepas butir-butir tanah yang saling melekat.
Oleh karena itu penambahan bahan organik pada tanah tidak akan merubah tekstur
tanah yang digunakan.
Tekstur dan kandungan bahan organik dalam tanah sangat mempengaruhi
pembentukan agregat dimana bahan organik berperan dalam proses pembentukan dan
pengikatan serta penstabilan agregat tanah. Agregat yang stabil akan
menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya
terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah yang agregatnya kurang
stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur.
Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot
isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat.
Pengikatan dan penstabilan agregat tanah oleh bahan
organik dapat dilakukan melalui pengikatan secara fisik butir-butir primer
tanah oleh mycelia jamur, actinomycetes, dan atau akar-akar halus tanaman dan
pengikatan secara kimia yaitu dengan menggunakan gugus-gugus aktif dari bahan organik
tanah, misalnya gugusan negatif (carboxyl) pada senyawa organik berantai
panjang, atau gugusan positif (gugus amine, amide, atau amino) pada senyawa
organik berbentuk rantai (polimer).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar